Kita harus beriman kepada yang ghaib. “Kitab
ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang
yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib … (QS
Al-Baqarah : 2-3)”. Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang ghaib
secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan
oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).
Alam
ghaib yang diciptakan oleh Allah merupakan ujian bagi manusia selama
dia hidup di dunia. Manusia diuji apakah ketika di dunia dia beriman
kepada Allah, Hari Akhir, surga, neraka, pahala akhirat dan sebagainya –
yang mana semuanya itu tidak tampak – ataukah dia mengingkarinya.
Malaikat
Malaikat
merupakan tentara-tentara Allah yang ditugaskan untuk urusan-urusan
tertentu. Diantara malaikat-malaikat Allah kita mengenal antara lain
malaikat yang sepuluh, delapan malaikat yang mengusung Arsy Allah (QS
Al-Haaqqah : 17), dan malaikat-malaikat yang ditugaskan untuk menolong
orang-orang mukmin yang sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9).
Sifat-sifat malaikat :
1)
Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir : 1), kecuali Jibril –
yang merupakan malaikat yang paling besar - memiliki 600 atau 700
sayap (Shahih Al-Bukhari).
2)
Suka berkumpul di majelis-majelis dzikir / ilmu sembari memohonkan
ampun bagi yang ada disitu dan mengepak-ngepakkan sayap mereka sebagai
tanda ridha.
3)
Merupakan tentara-tentara Allah yang tidak pernah bermaksiat
(membangkang) atas perintah Allah kepada mereka dan senantiasa
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka.
4) Tidak menikah, tidak makan, dan tidak minum.
5) Tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar yang diharamkan.
6) Menyukai tempat-tempat yang bersih.
Jin
Jin
dan manusia yang dua makhluq Allah yang dibebani dengan syariat agama,
sehingga dikenai pahala dan siksa. Semua jin bisa meninggal dunia
kecuali Iblis dan keturunannya yang ditangguhkan kematiannya sampai Hari
Kiamat. Iblis dahulunya juga jin tetapi setelah menolak sujud kepada
Adam atas perintah Allah, ia beserta keturunannya dilaknat oleh Allah.
Jadi Iblis dan keturunannya kafir seluruhnya, berbeda dengan jin yang
terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang kafir ini sering juga disebut
sebagai syaithan karena memiliki sifat yang serupa. Disamping itu,
istilah syaithan juga dipakai untuk manusia yang memiliki sifat-sifat
syaithan. Adapun jin yang muslim, sebagaimana manusia, ada yang
benar-benar taat dan ada pula yang suka berbuat maksiat.
Syaithan
dan jin menikah, makan, dan juga minum. Keduanya tingal di alam yang
tidak terlihat oleh manusia, tetapi mereka bisa melihat manusia. Tetapi
jika mereka menampakkan diri di alam tampak dalam wujud alam tampak
maka manusia bisa melihat mereka.
Syaithan
dan jin yang ingkar menyukai tempat-tempat yang kotor dan juga
rumah-rumah yang tidak dibacakan Al-Qur’an didalamnya dan rumah-rumah
yang penghuninya tidak pernah berdzikir kepada Allah.
Qarin (Pendamping) Manusia
Allah
telah menetapkan bahwa setiap manusia didampingi oleh seorang malaikat
(yang senantiasa mengajak kepada kebaikan) dan seorang jin kafir (yang
senantiasa mengajak kepada keburukan). Semua jin yang menjadi qarin
manusia adalah kafir kecuali jin qarin Rasulullah yang telah diislamkan
oleh Allah.
Interaksi antara Jin dan Manusia
1) Dari sisi penciptaan, manusia lebih baik dan lebih mulia daripada jin. “Sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan (QS
At-Tiin)”. “Dan sungguh Kami telah memuliakan keturunan Adam (manusia) …
(QS Al-Isra’)”.
2)
Rasul-rasul Allah adalah dari kalangan manusia. Tetapi jin tetap bisa
mendengarkan dakwah mereka karena jin bisa melihat dan mendengarkan
mereka dari alam mereka.
3)
Dalam syariat Nabi Muhammad saw, kita dilarang untuk meminta
perlindungan dan meminta pertolongan kepada jin, meskipun dalam perkara
kebaikan. “Dan terdapat sekelompok manusia yang meminta perlindungan
kepada sekelompok jin sehingga para jin itu menjadi semakin congkak (QS
Al-Jin)”. 4)Islam mengharamkan pernikahan antara jin dan manusia.
Tentang Peramalan
Syaithan
senantiasa berusaha untuk mencuri berita langit dengan cara saling
berpikul-pikulan diantara mereka sehingga yang diatas menyampaikan
kepada yang dibawahnya. Jika telah sampai pada syaithan yang paling
bawah maka syaithan tersebut akan menyampaikannya pada tukang ramal
(dukun). Tetapi setiap kali mereka berusaha mencuri berita langit itu,
Allah menjadikan suluh-suluh api yang menyambar mereka. Sebagian besar
usaha pencurian mereka senantiasa gagal tetapi jika sekali saja mereka
berhasil mencuri maka satu berita benar itu akan dibungkus dengan 99
kedustaan dan kebatilan.
Tentang Sihir
Sihir
merupakan salah satu dosa besar. Dalam hukum Islam, pelaku sihir harus
dihukum mati. Sihir ada yang berupa tipuan pandangan mata dan ada pula
yang menyakiti orang lain.
Pintu-Pintu Penyebab Campur Tangan Jin di Alam Manusia
Faktor-faktor penyebab campur tangan dan gangguan jin di alam manusia melalui berbagai pintu, antara lain:
a.
Pintu kelemahan kondisi psikologis (kejiwaan) seperti : Perasaan takut
sekali, sedih sekali, marah sekali, kelalaian hati dari zikrudllah
dan semacamnya
b. Pintu memperturutkan hawa nafsu di tengah maraknya berbagai kemaksiatan.
c. Pintu bid’ah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di tengah – tengah masyarakat.
d. Pintu dunia perdukunan, peramalan dan sejenisnya.
e. Pintu dunia beladiri dan olah kanoragan dengan menggunakan tenaga dalam.
f. Pintu dunia olah pernafasan, meditasi dan semacamnya.
g. Pintu dunia pengobatan alternatif supranatural.
h. Kencederungan umum masyarakat kepada dunia klenik, mistik dan misteri.
i. Dan lain – lain.
Post a Comment
silahkan beri komentar anda disini..